Perbedaan sosial sering kali menjadi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Mobilitas sosial, yang merujuk pada perubahan posisi sosial seseorang dalam masyarakat, menjadi faktor kunci di balik perbedaan ini.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bentuk-bentuk mobilitas sosial, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta bagaimana hal ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Mari kita simak lebih lanjut tentang bagaimana mobilitas sosial berperan dalam membentuk realitas sosial kita.
Table of Contents
ToggleApa itu Mobilitas Sosial ?
Mobilitas sosial adalah konsep yang merujuk pada perubahan posisi sosial individu, keluarga, atau kelompok dalam masyarakat. Mobilitas sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk perubahan dalam pendapatan, pekerjaan, pendidikan, atau status sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita melihat perbedaan status sosial di antara orang-orang di sekitar kita. Mobilitas sosial, atau perubahan posisi sosial seseorang dalam masyarakat, adalah konsep yang mencerminkan dinamika ini. Mobilitas sosial bisa terjadi melalui pendidikan, pekerjaan, atau status ekonomi.
Bentuk Mobilitas Sosial di Kehidupan Sehari-hari
Fenomena mobilitas sosial terungkap dalam berbagai bentuk yang mendefinisikan dinamika sosial masyarakat. Dari perubahan status pekerjaan hingga peningkatan pendidikan, bentuk-bentuk mobilitas sosial ini mencerminkan bagaimana individu dan keluarga bergerak melintasi lapisan sosial. Mari telaah lebih dalam tentang beragam bentuk mobilitas sosial yang hadir di kehidupan sehari-hari, menggali peran mereka dalam membentuk struktur sosial yang kompleks dan berubah dengan cepat.
1. Mobilitas Sosial Vertikal
Bentuk mobilitas ini merujuk pada perpindahan seseorang atau kelompok dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial yang berbeda dalam masyarakat, baik naik ke posisi yang lebih tinggi (mobilitas sosial vertikal naik) atau turun ke posisi yang lebih rendah (mobilitas sosial vertikal turun). Dalam konteks ini, perubahan tersebut bisa terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, dan prestasi sosial. Mobilitas sosial vertikal adalah indikator penting untuk mengukur tingkat ketidaksetaraan sosial dalam suatu masyarakat, serta sejauh mana individu memiliki peluang untuk meraih kesuksesan dan kesejahteraan ekonomi yang lebih baik.
Contoh Mobilitas Sosial Vertikal dalam Kehidupan Sehari-hari adalah :
- Pernikahan dengan pasangan yang memiliki kondisi finansial yang mapan dapat membawa perubahan drastis dari keadaan ekonomi kelas bawah menjadi kaya.
- Menerima Warisan
- Bangkrut, mengalami penurunan dari atas ke bawah sebagai akibat dari kegagalan usaha dan hilangnya kekayaan.
2. Mobilitas Sosial Horizotal
Mobilitas sosial horizontal merupakan perpindahan seseorang atau kelompok masyarakat dari satu posisi sosial ke posisi sosial lainnya yang sejajar atau setara, tanpa terjadi perubahan signifikan dalam status sosial atau ekonomi. Dalam kata lain, ini adalah perubahan yang tidak mengakibatkan naik atau turun dalam hierarki sosial.
Contoh Mobilitas Sosial Horizontal dalam Kehidupan Sehari-hari :
- Berpindah Rumah
- Bekerja di Tempat Lain dengan Jabatan yang Sama
- Perubahan Jabatan dalam Organisasi dengan Tingkat Tanggung Jawab yang Sama
3. Mobilitas Sosial Antargenerasi
Mobilitas sosial antargenerasi adalah konsep yang menjelaskan bagaimana anak-anak bisa memiliki status sosial atau ekonomi yang berbeda dari orang tua mereka. Ini berarti, meskipun orang tua mungkin memiliki pekerjaan yang sederhana atau gaji yang rendah, anak-anak mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik atau pekerjaan yang lebih baik di masa depan.
4. Mobilitas Sosial Intergenerasi
Bagaimana jika orang mengalami perubahan status sosial dalam hidup mereka, tetapi perubahan itu terjadi dalam hidup mereka sendiri, bukan antara generasi berbeda? Itulah yang disebut sebagai mobilitas sosial intragenerasi. Dalam istilah yang lebih sederhana, mobilitas sosial intragenerasi merupakan perubahan status sosial yang terjadi pada orang yang sama sepanjang hidup mereka.
Contoh Mobilitas Sosial Intergenerasi dalam Kehidupan Sehari-hari :
- Seorang kakak adik yang mengikuti seleksi CPNS. sang Kakak tidak berhasil melewati tahap awal seleksi CPNS, sementara Adik berhasil diterima sebagai CPNS setelah lulus seleksi.
- Ani, sebagai seorang mahasiswa, mendapatkan posisi sebagai asisten dosen berkat pencapaiannya. Karena prestasinya itu, setelah lulus kuliah, dia dipromosikan menjadi seorang dosen.
Faktor Pendorong yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial
Penting untuk memahami faktor pendorong yang memberikan dorongan bagi perubahan posisi sosial individu, keluarga, atau kelompok dalam masyarakat. Faktor-faktor ini tidak hanya menciptakan peluang, tetapi juga menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi, perkembangan pendidikan, dan peningkatan status sosial. Mari kita eksplorasi lebih lanjut mengenai kekuatan-kekuatan yang mendorong perubahan sosial dan membentuk masa depan yang lebih cerah.
1. Faktor Struktural
Faktor ini berkaitan dengan kesempatan orang untuk mendapatkan pekerjaan di posisi tertentu dan seberapa mudahnya mereka mendapatkan kesempatan tersebut. Sebagai contoh, di Indonesia, ada banyak peluang pekerjaan di posisi manajerial atau bahkan direktur perusahaan yang tersedia untuk orang-orang. Namun, jumlah pekerjaan yang tersedia tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan orang yang mencari pekerjaan.sehingga terjadi ketidakseimbangan. Hal ini bisa membuat orang atau kelompok mengalami kesulitan dalam naik sosial atau bahkan menurun dalam status sosialnya.
2. Faktor Individu
Faktor individu, seperti kemampuan, sikap positif terhadap pendidikan, dan kerja keras, serta faktor keberuntungan, memiliki peran penting dalam menentukan mobilitas sosial seseorang. Orang dengan keterampilan unggul dan sikap positif terhadap pembelajaran memiliki peluang lebih besar untuk mencapai mobilitas sosial yang lebih tinggi, meskipun keberuntungan juga berkontribusi pada perjalanan ini. Dengan demikian, kombinasi kemampuan, kerja keras, sikap positif terhadap pembelajaran, dan sejumlah faktor keberuntungan dapat membentuk landasan yang kuat untuk mencapai kesuksesan dan mobilitas sosial yang diinginkan.
3. Status Sosial
Setiap individu lahir dengan status sosial yang diberikan oleh orang tua mereka. Namun, jika seseorang tidak puas dengan status tersebut, mereka memiliki kesempatan untuk meningkatkan posisi sosial mereka melalui kerja keras dan keterampilan. Semakin fleksibel struktur sosial dalam masyarakat, semakin besar peluang bagi individu untuk mencapai posisi yang diinginkan melalui usaha mereka sendiri.
4. Ekonomi
Situasi ekonomi memiliki pengaruh besar terhadap mobilitas sosial seseorang. Misalnya, orang yang ingin meningkatkan kualitas hidupnya dan tidak puas dengan kondisi ekonomi yang sulit di lingkungannya mungkin memutuskan untuk pindah ke tempat lain, baik melalui migrasi atau urbanisasi. Jika ekonomi masyarakat berada dalam kondisi baik, ini memungkinkan orang untuk mendapatkan akses lebih mudah ke modal, pendidikan, dan peluang lainnya.
5. Politik
Keadaan politik dan situasi negara yang tidak memenuhi harapan, keyakinan, atau prinsip seseorang dapat mempengaruhi rasa aman dan kenyamanan mereka dalam tinggal di negara tersebu. Sebagai contoh, banyak orang memutuskan untuk mengungsi ke negara lain demi mencari kehidupan yang lebih aman dan stabil, akibat ketidakstabilan politik dan ketidakpastian di negara asal mereka.
Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
Setelah mengetahui faktor yang mendorong mobilitas sosial, kini mari kita pelajari lebih lanjut mengenai faktor yang menghambat mobilitas sosial. Apa saja ya? simak penjelasannya di bawah ini.
1. Kemiskinan
Kemiskinan membuat sulit bagi orang untuk maju dalam lapisan sosial. Mereka yang hidup dalam kondisi ekonomi yang buruk sering kali tidak dapat mengakses pendidikan yang baik, layanan kesehatan yang memadai, atau pekerjaan yang layak. Kesulitan mencari pekerjaan dan upah yang rendah juga membuat mereka sulit keluar dari lingkaran kemiskinan. Selain itu, masalah kemiskinan sering kali berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya, menciptakan situasi sulit bagi anak-anak untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga mereka di masa depan
2. Stereotip Gender
Stereotip gender, atau pandangan tradisional tentang peran dan kemampuan berdasarkan jenis kelamin, memainkan peran kunci dalam menghambat mobilitas sosial. Stereotip ini membatasi pilihan karier dan pendidikan, memicu diskriminasi di tempat kerja, serta mengakibatkan ekspektasi peran keluarga yang kaku. Wanita dan pria sering kali menghadapi pembatasan yang didasarkan pada stereotip gender, menghambat kesempatan mereka untuk maju dan mencapai mobilitas sosial yang lebih tinggi.
3. Diskriminasi
Diskriminasi adalah faktor yang signifikan dalam menghambat mobilitas sosial, terutama ketika individu atau kelompok tertentu mengalami perlakuan tidak adil atau ketidaksetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan akses ke sumber daya ekonomi. Diskriminasi berdasarkan ras, etnisitas, agama, jenis kelamin, status sosial ekonomi , atau orientasi seksual dapat menghalangi kemampuan individu untuk meraih potensinya sepenuhnya.
Sebagai contoh, di beberapa masyarakat, individu yang berasal dari lapisan sosial ekonomi rendah mungkin menghadapi diskriminasi dalam hal akses ke pekerjaan yang baik, pendidikan berkualitas, atau pelayanan kesehatan yang memadai. Mereka mungkin dihambat oleh prasangka yang menyebabkan sulitnya mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak atau kesempatan pendidikan yang setara.
Dampak Mobilitas Sosial di Kehidupan Sehari-hari
Dampak mobilitas sosial di kehidupan bermasyarakat sehari- hari sangat signifikan dan melibatkan berbagai aspek kehidupan. Perubahan dalam status sosial atau ekonomi individu atau keluarga dapat membawa dampak yang mendalam pada gaya hidup, pendidikan, akses kesehatan, serta peluang pekerjaan. Mobilitas sosial juga dapat mempengaruhi hubungan sosial dan dinamika keluarga.
1. Perubahan Gaya Hidup
Mobilitas sosial seringkali membuka akses ke gaya hidup yang lebih baik, termasuk pemilihan tempat tinggal, konsumsi barang dan jasa, serta kegiatan rekreasi. Orang yang naik ke posisi sosial yang lebih tinggi mungkin memiliki akses ke pendidikan, kesehatan, dan hiburan yang lebih baik.
2. Akses Pendidikan yang Lebih Baik
Mobilitas sosial dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Individu atau keluarga yang mengalami peningkatan status sosial biasanya memiliki akses ke institusi pendidikan yang lebih baik dan memberikan banyak peluang untuk pendidikan lanjutan.
3. Peluang Pekerjaan yang Lebih Baik
Perubahan status sosial sering membuka peluang menuju karier yang lebih baik. Individu dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang tinggi memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang memberikan gaji lebih tinggi serta peluang untuk mendapat dukungan dan kemajuan dalam karier mereka.
4. Pengaruh pada Hubungan Sosial
Perubahan status sosial dapat mempengaruhi hubungan dengan teman, tetangga, dan keluarga. Mobilitas sosial yang signifikan dapat menciptakan kesenjangan sosial, yang mungkin mempengaruhi hubungan dan persepsi sosial di antara orang-orang yang berbeda status sosial.
5. Peningkatan Kepercayaan Diri dan Keberhasilan
Mobilitas sosial yang positif dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan rasa pencapaian. Ini dapat memotivasi individu untuk mencapai lebih banyak tujuan dalam kehidupan mereka.
Penting untuk dicatat bahwa dampak mobilitas sosial dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya, sosial, dan ekonomi suatu masyarakat. Namun, secara umum, mobilitas sosial memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari individu dan keluarga.
Dalam kesimpulannya, mobilitas sosial adalah pendorong utama perubahan dalam masyarakat. Dengan pemahaman akan bentuknya, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat merenungkan betapa dinamisnya struktur sosial dan bagaimana perubahan ini dapat membawa kemajuan bagi individu dan komunitas. Mobilitas sosial adalah panggilan untuk terus berkembang, belajar, dan beradaptasi demi masa depan yang lebih baik.